Sok Soken (kanan), Menteri Pariwisata Kamboja, berbincang dengan Santo Darmosumarto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, di Phnom Penh. KT/Yarn Soveit
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) siap untuk mengimplementasikan nota kesepahaman yang telah ditandatangani mengenai kolaborasi pariwisata antara Kamboja dan Indonesia yang bertujuan untuk membangun program perjalanan bersama untuk menghubungkan dan memfasilitasi para wisatawan ke berbagai destinasi di kedua negara.
Hal ini terjadi kemarin saat Sok Soken, Menteri Pariwisata Kamboja menyambut delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Santo Darmosumarto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, untuk mendiskusikan kemungkinan untuk memperkuat kerja sama pariwisata dan menciptakan lebih banyak lagi kegiatan pariwisata yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
Soken mengapresiasi pemerintah Indonesia atas kolaborasi dan dukungannya di berbagai sektor selama lima tahun ini, terutama di industri pariwisata yang telah berhasil meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Thailand hampir dua kali lipat dalam lima bulan terakhir.
Menteri menekankan bahwa masyarakat Indonesia adalah salah satu pasar pariwisata yang paling penting bagi Kamboja, oleh karena itu selama ASEAN Tourism Forum 2024 yang diselenggarakan di Laos, beliau mengadakan pertemuan dengan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, dengan tujuan untuk bertukar strategi dan juga menetapkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk lebih memperkuat kerja sama pariwisata untuk kepentingan bersama.
Wisatawan mengunjungi Istana Kerajaan di Phnom Penh. Kamboja dan Indonesia sedang mempertimbangkan program perjalanan bersama untuk memfasilitasi wisatawan ke berbagai destinasi di kedua negara. KT/Aim Valinda
Beliau mengambil kesempatan tersebut untuk menginformasikan kepada Duta Besar bahwa Kemenpar telah siap dan siap untuk mengimplementasikan MoU yang telah ditandatangani mengenai kolaborasi pariwisata antara kedua negara serta mengirimkan kelompok kerja untuk memonitor dan meninjau ulang, untuk memastikan bahwa proyek tersebut dapat mencapai tujuannya.
Santo menyambut baik inisiatif untuk menjalin kerja sama pariwisata afiliasi bersama yang membutuhkan kemitraan dengan Kamboja untuk mempromosikan program-program sister destinations secara efisien, yang menghubungkan arus pariwisata ke berbagai destinasi di kedua negara.
Setelah menghadiri beberapa acara di Siem Reap, Duta Besar menekankan bahwa Kerajaan Kamboja lebih hidup daripada rumor yang beredar, oleh karena itu ia menyarankan sebuah perusahaan agen pariwisata yang disebut 'Tripadvisor', sebuah perusahaan Amerika yang beroperasi secara online yang dapat membantu mempromosikan Angkor Wat.
Menteri juga menyoroti misi dan versi Kerajaan yang telah disusun menjadi lima pilar strategis yang dikenal sebagai 'BUILD' dan tiga komponen pendukung '3D', yaitu kompas pengembangan pariwisata Kamboja yang akan mengubah Kamboja menjadi tujuan pariwisata yang dinamis, kompetitif, berkelanjutan, dan inklusif.
Berbicara kepada Khmer Times, Chhay Sivlin, Presiden Asosiasi Pariwisata Kamboja mengatakan, "Indonesia memiliki populasi yang sangat besar yaitu hampir 300 juta jiwa dan negara ini juga dikenal di seluruh dunia karena memiliki dua tujuan wisata yang terkenal yaitu Provinsi Bali dan Candi Borobudur yang mirip dengan Provinsi Preah Sihanouk dan Kuil Angkor Wat."
Ia menambahkan bahwa setiap tahunnya jutaan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mungkin juga tertarik untuk memperpanjang perjalanan mereka ke negara kita. Bahkan, jika kita hanya dapat menarik 10 persen dari wisatawan tersebut, kita tidak perlu khawatir tentang arus wisatawan.
Sivlin menekankan bahwa kekhawatiran utama adalah bahwa negara kita hanya memiliki empat penerbangan per minggu yang berasal dari negara ini dan semua penerbangan tersebut dijalankan oleh satu maskapai penerbangan - Air Asia. Akan lebih baik jika pemerintah dapat membuka penerbangan langsung dari Bali ke Phnom Penh atau Siem Reap.
Comments