top of page
Gambar penulisWynston Eng

Dalton Wong terpilih sebagai Wakil Ketua KADIN Kamboja dan Vietnam

Dalton Wong, Chariman dari Speedwind dan Presiden IndoCham Chambia saat ini.


Harrison White


Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang berbasis di Jakarta telah memilih Dalton Wong sebagai Wakil Ketua untuk cabang Kamboja dan Vietnam, seiring dengan upaya pemerintah Indonesia dan investor swasta untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.


KADIN yang merupakan singkatan dari 'Kamar Dagang dan Industri Indonesia' adalah organisasi payung dari semua kamar dagang dan asosiasi di Indonesia.


KADIN mencakup seluruh Indonesia dengan jaringan bisnisnya melalui 34 Kamar Dagang dan Industri daerah dan 543 cabang di tingkat kabupaten. KADIN berbicara atas nama 217 asosiasi bisnis utama dan 31 Komite Bilateral.


Organisasi ini akan bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia di Kamboja (IndoCham) yang dikelola secara lokal yang diluncurkan pada tahun 2021 sebagai proyek unggulan Duta Besar Indonesia saat ini dan beroperasi di bawah frasa nasional negara Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity).


Untuk membaca lebih lanjut tentang IndoCham Kamboja, klik di sini.


KADIN membuka kantor di Kamboja dan Vietnam


Dalton Wong, yang merupakan Ketua Speedwind dan Presiden IndoCham saat ini, mengatakan kepada Cambodia Investment Review bahwa organisasi ini adalah Kamar Dagang dan Industri tertinggi di Indonesia dan berfokus pada semua hal yang berkaitan dengan perdagangan, industri, dan jasa untuk mendukung pengembangan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di Indonesia.


"Didirikan pada tahun 1968 dan didirikan berdasarkan undang-undang pada tahun 1987, KADIN adalah organisasi bisnis nasional yang didanai sendiri dan satu-satunya yang diberi mandat oleh Pemerintah Indonesia. Organisasi ini bertindak sebagai suara dari sektor swasta dan menjaga hubungan yang erat dengan pemerintah," kata Dalton.


"Khusus untuk Komite Bilateral KADIN untuk Vietnam dan Kamboja dimana saya sebagai Wakil Ketua, kami membawa misi yang sama dan fokus pada kerja sama yang saling menguntungkan dalam lingkup kami di bidang perdagangan, bisnis, dan kegiatan komersial dengan seluruh pelaku usaha di Kamboja," tambahnya.


Sebelumnya, Kamboja berada di bawah Komite Bilateral KADIN CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam) di mana semua kegiatan dilakukan dan diarahkan dari Jakarta.



Dalton Wong telah bekerja sama dengan komunitas bisnis Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi ke Kamboja.


Dalton menjelaskan bahwa meskipun kegiatan perdagangan, perniagaan, dan ekonomi bilateral sudah berjalan, KADIN memutuskan untuk membentuk Komite Bilateral Vietnam dan Kamboja pada bulan Desember 2021 untuk memiliki fokus yang lebih tajam pada Vietnam dan Kamboja.


"Selain itu, karena KADIN adalah organisasi yang didanai sendiri, maka diperlukan entitas bisnis Indonesia yang berkualitas dan mampu untuk mewakili KADIN di negara yang ditugaskan, dalam hal ini Kamboja," ujarnya.


"Dengan komite yang dimodifikasi yang lebih berfokus pada Vietnam dan Kamboja, kami bermaksud untuk membangun hubungan perdagangan, industri, dan komersial yang lebih dalam dan lebih dekat antara bisnis Indonesia dan bisnis di kedua negara ini, dan mendorong representasi dan keterlibatan lokal Indonesia yang lebih besar," tambahnya.


Menurut konstitusinya, KADIN adalah kendaraan, payung dari semua Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Oleh karena itu, KADIN akan menjadi organisasi payung bagi Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Kamboja dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Vietnam.

Investor Indonesia melihat Kamboja

Dewan Pembangunan Kamboja (CDC) telah menggarisbawahi bahwa menyoroti investor Indonesia yang sukses di Kamboja akan menjadi kunci untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung yang berkualitas dari Indonesia ke Kamboja.


Berbicara pada pertemuan Dialog Investasi Indonesia-Kamboja tahun 2022, Sekretaris Jenderal CDC Sok Chenda Sophea menyambut lebih banyak perusahaan Indonesia yang masuk ke Kamboja dan membangun bisnis yang telah sukses di negara asalnya.


"Kepada para investor Indonesia, saya ingin mengundang Anda untuk mengunjungi Kamboja (kami sudah tidak ada lagi karantina). Bagi para investor, silakan lakukan apa pun yang Anda kuasai di rumah Anda. Jika Anda memiliki pengalaman di bidang agro-bisnis di Indonesia, Anda tidak perlu datang ke sini dan berinvestasi di bidang perhotelan," ujar Sok Chenda Sophea.


Untuk membaca lebih lanjut tentang Dialog Investasi Indonesia-Kamboja 2022, klik di sini.


"Kamboja memiliki potensi besar bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mencari pasar yang lebih besar di kawasan Uni Eropa dan Amerika Utara. Ada banyak peluang industri, perdagangan, dan kerja sama bisnis yang dapat dijajaki oleh Indonesia dan Kamboja untuk mengeksplorasi atau memperluas portofolio dan eksposur investasi dan bisnis mereka," ujar Dalton.


"Indonesia adalah negara besar dengan banyak produk dan sumber daya alam yang dapat dipadukan dengan baik dengan sumber daya alam Kamboja, populasi muda, dan pasar yang terus berkembang. Indonesia dapat menjadi basis pengolahan dan produksi bagi banyak perusahaan Indonesia, untuk menjadi batu loncatan menuju pasar yang lebih besar," tambahnya.


Selain itu, Dalton menjelaskan bahwa, karena dampak perubahan iklim akan mempengaruhi setiap negara di dunia, Indonesia juga harus mulai memfokuskan kolaborasi di bidang ESG di berbagai sektor seperti produksi pangan, pertanian, kesehatan, energi hijau, dan digitalisasi ekonomi.


Pada tahun 2020, total volume perdagangan mencapai $588,65 juta. Dari tahun 2016 - 2020, tren neraca perdagangan antara kedua negara rata-rata sebesar 7,53%, berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Comments


bottom of page