Kamboja dan Indonesia telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang sumber daya air dan meteorologi setelah pertemuan tingkat tinggi kemarin antara Menteri Sumber Daya Air dan Meteorologi Kamboja, Thor Chetha, dan Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto.
Pertemuan yang berlangsung di Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi tersebut berfokus pada prioritas utama dan inisiatif strategis yang digariskan oleh pemerintah Kamboja di bawah Strategi Pentagonal-Fase 1, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Manet.
Chetha memberikan pengarahan kepada delegasi Indonesia tentang upaya berkelanjutan Kamboja untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air, meningkatkan infrastruktur irigasi, dan memodernisasi sistem prakiraan meteorologi dan hidrologi.
Menteri menyoroti tujuan utama kementerian, yaitu pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pengembangan sistem peringatan dini, penguatan kerangka hukum untuk tata kelola air, peningkatan kapasitas kelembagaan, kampanye kesadaran publik tentang penggunaan dan pengelolaan air, dan peningkatan kerja sama dengan mitra pembangunan nasional dan internasional.
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Darmosumarto menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk memperdalam kerja sama dengan Kamboja. Beliau menekankan potensi kerja sama bilateral lebih lanjut melalui pembentukan Nota Kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan sumber daya air dan meteorologi.
Hal ini akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan, kemajuan teknologi, dan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya air terpadu (IWRM), pengurangan risiko bencana, dan inisiatif berbasis masyarakat.
Kedua pejabat tersebut juga menjajaki cara-cara untuk meningkatkan kerja sama teknis dan peningkatan kapasitas, khususnya dalam ketahanan iklim, pencegahan banjir, dan mitigasi kekeringan. Kedua belah pihak menggarisbawahi pentingnya kemitraan regional dalam mengatasi tantangan lingkungan bersama dan mempromosikan strategi pengelolaan air yang berkelanjutan.
Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan bersama untuk memajukan diskusi tentang inisiatif bersama di masa depan, memperkuat persahabatan dan kerja sama yang telah berlangsung lama antara Kamboja dan Indonesia di sektor air dan meteorologi.
Tidak lama setelah tiba di Kamboja pada bulan September tahun lalu, Duta Besar Darmosumarto, mengatakan kepada Khmer Times dalam wawancara media pertama di Kamboja, bahwa ia memiliki tujuan ambisius untuk mengubah hubungan bilateral Kamboja-Indonesia menjadi salah satu hubungan yang paling erat di kawasan ini melalui berbagai inisiatif yang dapat mengubah keadaan di berbagai bidang.
Setelah hampir satu tahun bertugas di Kamboja, Duta Besar Darmosumarto yakin bahwa negaranya dan Kamboja berada di jalur yang tepat untuk membangun salah satu aliansi terkuat di kawasan ini.
“Jika saya harus menilai kemajuan dari 10, saya ingin berpikir bahwa kami memiliki 7 atau 8,” kata duta besar dalam sebuah wawancara eksklusif baru-baru ini.
“Penting bagi kami untuk bertemu dengan berbagai segmen masyarakat di Kamboja, jadi saya telah bertemu dengan para pejabat pemerintah di tingkat senior dan juga di tingkat teknis.”
Pada tahun 1956, Indonesia mengakui Kamboja sebagai negara berdaulat, dan pada tahun berikutnya, kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1959.
Comments